Hari ini saya dapat pelajaran berharga yang mungkin tidak akan saya lupakan seumur hidup saya (insyaallah...)
Hari adalah pengalaman TERLAMBAT masuk sekolah untuk yang pertama kalinya dalam sepanjang sejarah saya bersekolah*hahaha lebay. Pagi tadi saya berangkat dari rumah memang dengan setengah malas apalagi ditambah sms dari Doraemon yang bilang dia nggak bisa jemput saya pagi ini karena harus ke RS dulu jenguk papanya. Okey, saya berangkat jam setengah 7 dengan langkah sedikit terseret-seret. Bersyukur sekali saya ini termasuk tipe orang-orang santai hahaha...saat di becak mulai ada perasaan sedikit khawatir padahal nggak biasanya saya gelisah berangkat mepet-mepet jam masuk. Tapi emang dasar insting manusia... ada apa tu rame-rame eh ternyata gerbang sekolah udah nutup. Belasan teman senasib seperjuangan saya menunggu kepanasan. Begitu gerbang dibuka mulailah introgasi dimulai. "Berapa kali terlambat?Kenapa terlambat?Rumahnya dimana?dan bla bla bla...
Well ternyata terlambat tidak begitu menyeramkan buat saya, saya justru menikmati setiap ketegangannya hahaha... Ya memang sedikit nakal tapi apa mau dikata memang itu kenyataan. Tapi tentu saja saya nggak mau mengulanginya lagi. Kapok malunya diliatin temen-temen :p
Tapi sebenarnya bukan itu pelajarannya. Pelajaran yang saya maksud adalah pelajaran b.indonesia yang lain dari biasanya. Ehm... sebenarnya sama saja seperti biasa pelajaran moral dari ibu inuk yang begitu memikat. Wejangan-wejangan beliau memang (TIDAK) membuat ngantuk justru semakin asyik didengar lagi lagi lagi. Wejangan hari ini berawal dari curhatannya Tami tentang kelakuaan mr.O (sebut gitu aja) yang menghina secara halus kelas kami lewat komentarnya di facebook (baca:statusku). Mungkin bagi sebagian orang komentarnya biasa saja tapi buat kami itu suatu penghinaan apalagi orangnya nggak nyadar dia salah. Bu inuk tersenyum mendengar Tami bercerita panjang lebar.
"Nak..."begitu beliau memulai. "Ada 2 filosofi di dunia ini. Pertama adalah filosofi BATU dan kedua adalah filosofi AIR. Filosofi batu adalah apabila seseorang sedang marah akan nampak sifatnya yang seperti batu. Keras dan tampak garang. Apabila kita sebagai lawannya sama - sama menggunakan filosofi batu maka yang akan terjadi adalah KEHANCURAN. Entah dia yang hancur, kita yang hancur atau kita dan dia akan hancur bersama-sama. Lagipula batu bila berdekatan tak akan pernah bisa menyatu dan akan selalu ada ruang. Maka gunakanlah filosofi air walaupun dia tenang tapi dia mampu mengkikis batu dengan caranya sendiri tanpa memakai kekerasan. Air bila berdekatan akan selalu MENYATU dan tak akan perna bisa dilacak jejaknya dari mana ia berasal"
Wow... filosofi yang menarik dan menyentuh :)
Saya mendadak malu sendiri selama ini hanya bisa jadi BATU yang terus melawan perlawanan dengan perlawanan yang lebih dasyat. Sekarang...yah saya adalah calon AIR. Mudah-mudahan. AMIN :D
0 komentar on "Kisah AIR dan BATU"
Posting Komentar